Minggu, 29 Maret 2015

POSISI INDONESIA DI SAMUDRA HINDIA DAN PEWUJUDAN POROS MARITIM DUNIA



sumber : www.yourchildlearns.com
SAMUDRA HINDIA

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, laut adalah masa depan bagi ekonomi Indonesia. Laut telah menyedia berbagai potensi seperti ikan, mineral, minyak, gas, dan lain-lain yang perlu digarap secara optimal bagi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Luas wilayah laut Tanah Air diapit oleh dua samudra besar yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
          Samudera Hindia merupakan samudera kedua terbesar setelah Samudera Pasifik dengan luas sepertujuh permukaan bumi atau terbentang seluas 73.440.000 kilometer persegi, yang berbatasan di bagian barat dengan Benua Afrika, bagian utara dengan Benua Asia, bagian timur dengan Benua Australia serta bagian selatan oleh Benua Antartika.
Jika diperhatikan batas wilayah Indonesia berdasarkan peta maka hampir sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dibandingkan Samudera Pasifik. Pantai Barat, Pantai Selatan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, hanya Pantai Timur yang berhadapan dengan Samudera Pasifik. Samudra Hindia mengandung 65 persen minyak mentah dunia, 53 persen gas alam, 80,7 persen emas, 55 persen timah, dan 77,3 persen karet alam. Selain itu, terdapat potensi perikanan berupa tuna sirip biru yang harga per ekornya mencapai sekitar Rp250 juta. Samudra Hindia merupakan salah satu samudra penting yang memberikan banyak harapan dan keanekaragaman potensi yang belum termanfaatkan bagi Pemerintah Indonesia. Oleh sebab itu, sudah saatnya menjadikan Samudera Hindia sebagai bagian dari halaman depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperkuat dan meningkatkan kebijakan pemerintah.
Samudera Hindia merupakan kawasan penting dimana sekitar 100 ribu kapal melaluinya sepanjang tahun dengan nilai perdagangan mencapai 1,3 triliun dolar Amerika Serikat dan pertumbuhan 9,5 persen pertahun. Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementrian Luar Negeri Yuri Octavian Thamrin mengatakan saat ini Asia Timur dimaknai sebagai lokomotif pertumbuhan dunia dengan adanya Tiongkok, Jepang, dan Korea. Perdagangan dari Asia Timur ke Eropa dan Amerika harus melewati Samudra Hindia, siapa yang menguasai Samudra Hindia maka akan menguasai jalur energi. Dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Samudra Hindia maka dibentuklah Indian Ocean Regional Association (IORA) pada Maret 1997, dengan Afrika Selatan, Australia, India, Kenya, Mauritius, Oman, dan Singapura sebagai Negara pendiri asosiasi ini.



IORA (INDIAN OCEAN REGIONAL ASSOCIATION)

Image result for POROS MARITIM DUNIA IORA
Sumber : laut.co.id
        IORA adalah organisasi antar negara yang beranggotakan 20 negara yang terletak di lingkar Samudera Hindia. IORA didirikan pada Maret 1995 di Mauritius dengan nama Ocean Rim Initiative, dan secara resmi diumumkan pada Maret 1997, dengan nama Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation (IOR-ARC). Namun dalam pertemuan COM ke-13 di Perth tahun 2013 berubah nama menjadi “Indian Ocean Rim Association” (IORA). 
Tujuan didirikannya asosiasi ini adalah untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pembangunan yang seimbang dari negara-negara di Samudra Hindia. Saat ini IORA beranggotakan 21 negara yang memiliki prioritas kerja sana pada bidang manajemen perikanan dan kerja sama di bidang akademik, sains dan teknologi, serta lainnya. Dua puluh satu negara anggota tersebut diantaranya adalah Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, UAE, Somalia, Seychelles, Mauritius, Madagascar, Comoros, Tanzania, Kenya, Mozambique, dan Afrika Selatan. Sementara dua negara lainnya, yaitu Maldives dan Myanmar diharapkan dalam waktu dekat akan segera bergabung ke dalam IORA. Disamping itu IORA memiliki enam negara mitra dialog, yaitu Jepang, AS, Perancis, Inggris, Mesir, dan China.
      Indonesia sudah bergabung dengan IORA dari sejak awal, namun baru pada 2015 ini, sebagaimana telah dinyatakan oleh Menlu RI Retno, bahwa Indonesia akan menjadi ketua IORA untuk periode dua tahun (2015 – 2017).
Sesuai dengan pertemuan Council of Ministers (COM) IORA ke-14 yang diselenggarakan di Perth pada Oktober 2014 yang lalu, serah terrima keketuaan IORA akan dilakukan dari Australia kepada Indonesia dalam COM yang dijadwalkan diselenggarakan pada akhir tahun ini.


MELALUI KEKETUAAN IORA, INDONESIA PERKUAT POROS MARITIM

Sebagai anggota G-20, Indonesia diyakini akan dapat berperan besar memperkuat kerjasama IORA di masa datang.  Negara-negara anggota IORA lainya berharap pengalaman dan peran sentral Indonesia di ASEAN sebagai asosiasi kerjasama Negara-negara berkembang tersukses di planet ini akan dapat membawa perubahan yang signifikan dalam kerjasama IORA.
Penguatan poros maritim merupakan satu hal yang akan diangkat Indonesia selama periode keketuaan dua tahun ke depan. Hal ini dikarenakan 6 prioritas utama IORA tersebut ternyata tertuang juga dalam komitmen RI untuk menjadi poros maritim. Saat India menjadi ketua tahun 2011 ada 6 prioritas utama IORA, yaitu keamanan dan keselamatan maritim, manajemen risiko bencana, perdagangan dan investasi, perikanan, kerja sama akademik dan iptek, serta pariwisata dan kebudayaan.
Laut adalah masa depan dan akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa yang akan datang. Semoga keketuaan Indonesia di IORA pada periode 2015 – 2017 akan sukses membawa gerbong kerjasama yang semakin solid dan dirasakan manfaatnya oleh semua negara anggota.


IOAF (INDIAN OCEAN ACADEMIC FORUM)

           Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat yang menggagas pembentukan ‘Indian Ocean Academic Forum’ (IOAF) bersama 16 perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Mereka siap membantu pemerintah merumuskan kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Samudera Hindia. IOAF organisasi yang dibentuk untuk mengembangkan pemikiran dan inovasi baru dalam bidang pendidikan dan penelitian, yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan Samudera Hindia secara optimal dan berkelanjutan. Rektor UBH, Niki Lukviarman, menjelaskan pendirian IOAF ini erat kaitannya dengan ditetapkannya Indonesia menjadi Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015 hingga 2017.

sumber : radiosuryapasbar.com
         Forum ini melibatkan 17 perguruan tinggi di Indonesia dan Malasysia, 7 intansi pemerintahan baik pusat dan daerah serta lembaga swasta lainnya dan didukung oleh tokoh-tokoh nasional yang menjadi dewan pengarah diantaranya, Prof. Dr. Hasyim Djalal, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad, Prof. Dr. Rohmin Dahuri, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK dan lainnya.
      Pada pertemuan Pra-Launching IOAF yang dilaksanakan pada 31 Januari 2015, telah dilaksanakan empat agenda, yaitu menyusun anggaran dasar organisasi, pembentukan Dewan Eksekutif organisasi, penyusunan rencana kerja prioritas, dan penyusunan langkah strategis launching IOAF.
       Forum ini diharapkan menjadi wadah bagi akademisi dalam mewujudkan upaya nyata mendorong program nasional "Menjadikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia" yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo. (39843)




Referensi :
http://beritasore.com/2015/03/12/indonesia-belum-manfaatkan-potensi-samudera-hindia/
http://www.antaralampung.com/berita/280048/dari-samudra-hindia-menuju-poros-maritim-dunia
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/209-diplomasi-februari-2015/1833-indian-ocean-rim-association-iora-peran-indonesia-memperkuat-kerjasama-di-kawasan-samudera-india.html
http://jurnalmaritim.com/2015/02/ioaf-bantu-pemerintah-rumuskan-pengelolaan-samudera-hindia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar