Sabtu, 07 Maret 2015

MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia: Peluang dan tantangannya
           
Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN
sumber : http://www.rri.co.id/
         Wilayah Indonesia  terdiri atas pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh selat dan laut, hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung antarpulau. Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktifitas perdagangan. Hubungan internasional antara Indonesia dengan bangsa-bangsa di Asia Barat, Asia Selatan, dan Cina sudah tercipta sejak lama. Hubungan internasional itu terjadi karena Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional. Jalur perdagangan yang mayoritas digunakan untuk perdagangan internasional adalah jalur perdagangan melalui laut yang dikenal dengan Jalur Emas. Sejarah menunjukkan bahwa pada masa lalu, Indonesia memiliki pengaruh yang sangat dominan di wilayah Asia Tenggara, terutama melalui kekuatan maritim besar di bawah Kerajaan Sriwijaya dan kemudian Majapahit. Nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan menghayati arti dan kegunaan laut sebagai sarana untuk menjamin berbagai kepentingan antarbangsa, seperti perdagangan dan komunikasi.
          Letak geografis dan sejarah kemaritiman Indonesia tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia kini untuk menjadi negara poros maritim dunia. Presiden Joko Widodo memaparkan visi Indonesia tersebut di ajang KTT Asia Timur di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis 13 November 2014. Dalam pidatonya, presiden menyampaikan lima pilar utama untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia, berikut cuplikan pidato tersebut :
Pertama, kami akan membangun kembali budaya maritim Indonesia. Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya,  sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola samudera.
Kedua, kami akan menjaga dan mengelola sumber daya laut, dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut, melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Kekayaan maritim kami akan digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan rakyat kami.
Ketiga, kami akan memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, dengan membangun Tol Laut, deep seaport, logistik, dan industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Keempat, melalui diplomasi maritim, kami mengajak semua mitra-mitra Indonesia untuk bekerjasama di bidang kelautan ini. Bersama-sama kita harus menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, perompakan, dan pencemaran laut. Laut harus menyatukan, bukan memisahkan, kita semua.
Kelima, sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia memiliki kewajiban untuk membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal ini diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim kami, tetapi juga sebagai bentuk tanggungjawab kami dalam menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim.
Cita-cita dan agenda di atas akan menjadi fokus Indonesia di abad ke-21. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa.

PEMBANGUNAN TOL LAUT

Rancangan TOL LAUT
sumber : http://finance.detik.com/
Gagasan terbesar menuju poros maritim dunia adalah dengan membangun tol laut. Tol laut bukanlah jalan aspal di atas laut. Melainkan, sistem jalur distribusi logistik menggunakan angkutan kapal barang dengan rute terjadwal dari ujung barat hingga timur dan dari utara ke selatan Indonesia.
Untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui konsep tol laut, pemerintah sudah menyusun rencana pembangunan melalui Rencana Jangka Menengah Pembangunan Nasional (RPJMN) 2014-2019. Pemerintah akan melakukan pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis yang terintegrasi dalam konsep tol laut, dan juga pembelian 609 kapal. Sebanyak 24 pelabuhan tersebut adalah pelabuhan Banda Aceh, Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Padang, Pangkal Pinang, Pelabuhan Panjang, Tanjung Priok, Cilacap, Tanjung Perak, Lombok, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Maloy, Makassar, Bitung, Halmahera, Ambon, Sorong, Merauke, dan Jayapura.
Jalur tol laut tersebut nantinya akan menghubungkan Afrika, Hindia, hingga Asia Timur. Pintu masuk penting dari jalur tersebut ada di Indonesia yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Pulau Wetar. Dalam konsep sementara tol laut, pemerintah ingin membatasi keterlibatan kapal asing dalam pendistribusian logistik. Pemerintah hanya akan membuka dua pelabuhan bagi kapal asing di dua pelabuhan hub-internasional, yakni Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung.

PEMBERANTASAN ILEGAL FISHING, KEKUATAN PERTAHANAN MARITIM
        
        Pilar kedua untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia adalah menjaga dan mengelola sumber daya laut. Salah satu upayanya adalah dengan pemberantasan ilegal fishing. Kejahatan illegal fishing yang dilakukan oleh ribuan kapal asing terus saja marak terjadi. Data Badan Pemeriksa Keuangan (2013) menunjukkan, potensi pendapatan sektor perikanan laut kita jika tanpaillegal fishing mencapai Rp. 365 triliun per tahun. Namun, akibat illegal fishing, menurut hitungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011), pendapatan tersebut hanya berkisar Rp. 65 triliun per tahun. Jadi ratusan triliun rupiah devisa negara hilang setiap tahun.
         Presiden Jokowi telah memerintahkan aparat terkait untuk menenggelamkan kapal nelayan asing yang melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia.
Berbagai persiapan sudah disiapkan untuk mewujudkan agenda rencana Indonesia menjadi poros maritim dunia. Diantaranya membentuk Menteri Koordinator Kemaritiman yang khusus mengelola potensi maritim di Indonesia. Tak hanya mengelola, menjaga wilayah laut Indonesia juga menjadi fokus utama. Untuk penjagaan, Kementerian Pertahanan tengah menyiapkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) baru, salah satunya kapal selam. TNI AU pun meningkatkan penjagaan dengan membeli pesawat Amfibi untuk patroli di laut Indonesia.
            Upaya tersebut adalah langkah-langkah yang diterapkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Tantangan sekaligus peluang yang dihadapi berupa derasnya arus globalisasi serta perubahan paradigma sektor industri dunia. Sudah banyak industri yang berskala global, sehingga Indonesia sudah harus siap dengan sumber daya manusia dan teknologinya untuk menerima kapal-kapal luar negeri.

Referensi            :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar